Selasa, 02 Juli 2013

PLN Beli Listrik Perusahaan Swasta

Bandung (ANTARA News) - PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten (DJBB) menandatangani perjanjian pembelian tenaga listrik sementara dengan PT Indorama Synthetic Purwakarta sebesar 13 Mega Watt (MW). 

Penandatanganan kerjasama itu dilakukan oleh General Manager PLN Distribusi Jabar dan Banten, Murtaqi Syamsudin, dan Wakil Direktur PT Indorama, Amit Lohia, di Bandung, Kamis.

Hadir pada kesempatan itu Direktur Utama PT PLN (Persero) Eddie Widiono dan Dirjen Listrik dan Pemanfaatan Energi, J Purwono. 

"Penyaluran energi dari Indorama ke sistem PLN dilakukan melalui sistem transmisi 70kV yang terhubung dengan sistem interkoneksi Jawa-Bali," kata Dirut PT PLN, Eddie Widiono. 

Indorama adalah industri serat sintetis dan tekstil yang berlokasi di Purwakarta. Perusahaan itu akan menjual tenaga listrik kepada PLN DJBB dari kelebihan kapasitas pembangkit listriknya (PLTU Batubara) dengan kapasitas sekitar 13 MW dengan harga Rp460 per kWh untuk jangka waktu enam bulan ke depan.

Namun kerjasama pembelian listrik sementara itu bisa diperpanjang tergantung dari kesepakatan antara PLN dan Indorama. 

"PLN membeli energi listrik dari Indorama sebagai bagian dari `effeciency drive program` untuk menghemat biaya produksi PLN. Bila ada swasta yang punya pembangkit dan punya kelebihan kapasitas, mari kami (PLN) beli untuk menambah ketersediaan pasokan listrik ini," kata Eddie. 

Saat ini biaya produksi (marginal cost) listrik PLN pada sistem Jawa-Bali sudah lebih dari Rp1.400 per kWh karena sebagian masih menggunakan pembangkit berbahan bakar BBM.

"Kendati hanya sebesar 13 MW, pembelian listrik dari Indorama ini akan menghemat biaya produksi PLN selama masa kontrak enam bulan sebesar Rp45 miliar," katanya. 

Manfaat lain dari pembelian tenaga listrik ini, kata dia, pada saat tertentu terkadang PLN melakukan pengurangan beban atau `brown out" saat terjadi gangguan pembangkit, pemeliharaan pembangkit atau pada saat musim kemarau yang mengakibatkan PLTA tidak bisa beroperasi penuh. 

"Tambahan kapasitas sebesar 13 MW dari Indorama ini akan sangat membantu PLN pada situasi seperti itu," katanya. 

Eddie menyebutkan, kerjasama pembelian tenaga listrik seperti itu juga dilakukan di daerah lain seperti di Sumatera Utara. 

Sementara itu General Manager PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten (DJBB), Murtaqi Syamsudin menyebutkan, PT Indorama merupakan salah satu perusahaan yang menjual tenaga listriknya ke PLN DJBB. Kerjasama serupa dilakukan PLN DJBB dengan PT Krakatau Steel dan sebuah perusahaan swasta.

"Ada beberapa perusahaan lainnya yang memiliki pembangkit dan kelebihan listrik akan bekerjasama dengan kami, namun masih tahap penjajakan," kata Murtaqi Syamsudin. 

Ia menyebutkan, jumlah pelanggan total PLN di Jabar dan Banten sebanyak 7,5 juta dimana 3.000 diantaranya pelanggan industri besar. Beban puncak sistem DJBB sebesar 4.710 MW dengan load factor 0,85. 

Sedangkan penjualan energi per bulan 2.700 juta kWh dengan pendapatan Rp1,6 triliun. 

Sementara itu Wakil Direktur Indorama, Amit Lohia, mengatakan pembangkit PLTU di Indorama dibangun pada Januari 2007 dengan kapasitas 60 MW, namun hanya 47 MW yang dipergunakan oleh perusahaan, sehingga dengan menjual ke PLN maka kelebihan kapasitas itu bisa termanfaatkan dan memberikan keuntungan bagi perusahaan.(*)

PLN Beli Listrik Perusahaan Swasta Bandung

PLN Beli Listrik Perusahaan Swasta Bandung. Penandatanganan kerjasama itu dilakukan oleh General Manager PLN Distribusi Jabar dan Banten, Murtaqi Syamsudin, dan Wakil Direktur PT Indorama, Amit Lohia, di Bandung, Kamis. PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten (DJBB) menandatangani perjanjian pembelian tenaga listrik sementara dengan PT Indorama Synthetic Purwakarta sebesar 13 Mega Watt (MW).

"Penyaluran energi dari Indorama ke sistem PLN dilakukan melalui sistem transmisi 70kV yang terhubung dengan sistem interkoneksi Jawa-Bali," kata Dirut PT PLN, Eddie Widiono. Hadir pada kesempatan itu Direktur Utama PT PLN (Persero) Eddie Widiono dan Dirjen Listrik dan Pemanfaatan Energi, J Purwono.

Indorama adalah industri serat sintetis dan tekstil yang berlokasi di Purwakarta. Perusahaan itu akan menjual tenaga listrik kepada PLN DJBB dari kelebihan kapasitas pembangkit listriknya (PLTU Batubara) dengan kapasitas sekitar 13 MW dengan harga Rp460 per kWh untuk jangka waktu enam bulan ke depan. Namun kerjasama pembelian listrik sementara itu bisa diperpanjang tergantung dari kesepakatan antara PLN dan Indorama.

"PLN membeli energi listrik dari Indorama sebagai bagian dari `effeciency drive program` untuk menghemat biaya produksi PLN. Bila ada swasta yang punya pembangkit dan punya kelebihan kapasitas, mari kami (PLN) beli untuk menambah ketersediaan pasokan listrik ini," kata Eddie. Saat ini biaya produksi (marginal cost) listrik PLN pada sistem Jawa-Bali sudah lebih dari Rp1.400 per kWh karena sebagian masih menggunakan pembangkit berbahan bakar BBM.

"Kendati hanya sebesar 13 MW, pembelian listrik dari Indorama ini akan menghemat biaya produksi PLN selama masa kontrak enam bulan sebesar Rp45 miliar," katanya. Manfaat lain dari pembelian tenaga listrik ini, kata dia, pada saat tertentu terkadang PLN melakukan pengurangan beban atau `brown out" saat terjadi gangguan pembangkit, pemeliharaan pembangkit atau pada saat musim kemarau yang mengakibatkan PLTA tidak bisa beroperasi penuh.

"Tambahan kapasitas sebesar 13 MW dari Indorama ini akan sangat membantu PLN pada situasi seperti itu," katanya. Eddie menyebutkan, kerjasama pembelian tenaga listrik seperti itu juga dilakukan di daerah lain seperti di Sumatera Utara.

Sementara itu General Manager PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten (DJBB), Murtaqi Syamsudin menyebutkan, PT Indorama merupakan salah satu perusahaan yang menjual tenaga listriknya ke PLN DJBB. Kerjasama serupa dilakukan PLN DJBB dengan PT Krakatau Steel dan sebuah perusahaan swasta. "Ada beberapa perusahaan lainnya yang memiliki pembangkit dan kelebihan listrik akan bekerjasama dengan kami, namun masih tahap penjajakan," kata Murtaqi Syamsudin.

Ia menyebutkan, jumlah pelanggan total PLN di Jabar dan Banten sebanyak 7,5 juta dimana 3.000 diantaranya pelanggan industri besar. Beban puncak sistem DJBB sebesar 4.710 MW dengan load factor 0,85. Sedangkan penjualan energi per bulan 2.700 juta kWh dengan pendapatan Rp1,6 triliun.

Sementara itu Wakil Direktur Indorama, Amit Lohia, mengatakan pembangkit PLTU di Indorama dibangun pada Januari 2007 dengan kapasitas 60 MW, namun hanya 47 MW yang dipergunakan oleh perusahaan, sehingga dengan menjual ke PLN maka kelebihan kapasitas itu bisa termanfaatkan dan memberikan keuntungan bagi perusahaan. (HR)

PLN Diwajibkan Membeli Kelebihan Tenaga Listrik

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) diwajibkan membeli kelebihan tenaga listrik dari badan usaha milik negara, badan usaha milik daerah, badan usaha swasta, koperasi dan swadaya masyarakat. Hal ini untuk memperkuat sistem penyediaan tenaga listrik setempat.

Hal itu tertuang dalam Peraturan Menteri ESDM Nomor 4 Tahun 2012 tentang Harga Pembelian Listrik Oleh PT PLN yang menggunakan Energi Baru Terbarukan Skala Kecil Dan Menengah Atau Kelebihan Tenaga Listrik, sebagaimana dilansir dalam situs Kementerian ESDM, Jumat (10/2/2012), di Jakarta.

Peraturan itu diharapkan dapat menata kembali pengaturan pembelian kelebihan tenaga listrik dari badan usaha milik negara, badan usaha milik daerah, badan usaha swasta, koperasi, dan swadaya masyarakat oleh PLN.

Untuk pembelian kelebihan tenaga listrik, dapat lebih besar dari tenaga listrik yang dipakai sendiri dan sesuai kondisi sistem ketenagalistrikan setempat.

Harga pembelian tenaga listrik ditetapkan Rp 656 per kWh jika terinterkoneksi pada Tegangan Menengah, dan Rp 1.004 per kWh, jika terinterkoneksi pada tegangan rendah.

Pemerintah juga memberi insentif sesuai lokasi pembelian tenaga listrik oleh PT PLN. Sebagai contoh, untuk wilayah Maluku dan Papua, harga pembelian tenaga listrik ditetapkan 1,5 kali dari harga yang ditetapkan pemerintah tersebut.

Sementara harga pembelian tenaga listrik dalam kontrak jual beli tenaga listrik dari kelebihan tenaga listrik tanpa negosiasi harga dan persetujuan harga dari Menteri ESDM, Gubernur atau Bupati dan Walikota sesuai kewenangannya.

Jika terjadi kondisi krisis penyediaan tenaga listrik, PLN dapat membeli kelebihan tenaga listrik (excess power) dengan harga lebih tinggi dari harga dalam Permen ESDM No 4 Tahun 2012 ini. Perhitungan harga didasarkan pada Harga Perkiraan Sendiri PLN. (RA)

Senin, 01 Juli 2013

401 desa di Jawa-Bali Belum Dapat Listrik, Ini Alasan Bos PLN

Jakarta - Sebanyak 10.211 desa di Indonesia saat ini masih gelap gulita saat malam hari, karena listrik dari PLN belum mencakup ke desa-desa tersebut.Apa alasan PLN?

"Karena infrastrukturnya belum ada, terutama jalan, kalau ada jalan, minimal jalan besar, maka desa-desa yang belum teraliri listrik bisa dimasuki PLN," ujar Direktur Utama PLN Nur Pamudji ketika ditemui di Kantor PLN Pusat, Jakarta, Kamis (13/6/2013).

Dikatakan Nur, tidak adanya jalan besar di desa-desa tersebut, membuat PLN kesulitan untuk membangun tiang-tiang listrik. "Kalau ada jalan besar kan tiang-tiang listriknya bisa dipasang dipinggir jalan, kan tidak mungkin tiang litrik PLN harus terobos kebun orang, sawahnya orang, secara standar dan aturan juga tidak diperbolehkan," ucap Nur.

Nur menegaskan, dirinya sudah memberi perintah kepada jajaran PLN jika ada permintaan pemasangan sambungan listrik, maka langsung segera dilakukan pemasangan.

"Saya sudah perintahkan jika ada permintaan sambungan listrik terutama calon pelanggan rumah tangga maka segera dilakukan pemasangan sambungan, tapi kalau industri kita cek dulu karena harus berdasarkan kapasitas dan harga tarif yang berbeda-beda," tandasnya.

Di Indonesia saat ini masih ada 10.211 desa yang gelap gulita saat malam hari, desa-desa tersebut sampai hari ini belum mendapatkan pasokan listrik dari PLN. Jumlah itu kurang lebih 13% dari total seluruh desa di Indonesia yang mencapai 72.944 desa/kelurahan hingga akhir 2012.

"Masih ada 10.211 desa yang sampai saat ini belum teraliri listrik," kata Direktur Operasi Jawa-Bali PLN Ngurah Adyana beberapa waktu lalu.

Dari 10.211 desa yang belum dialiri listrik tersebut, sebanyak 401 desa berada di Jawa-Bali. (FD)

20% Rumah di Jawa dan Bali Belum Teraliri Listrik

Jakarta - PT PLN (Persero) mengklaim hingga saat ini telah mengaliri listrik ke hampir 80% dari total rumah di Pulau Jawa dan Bali. PLN masih menyisakan 20%, namun masih terkendala infrastruktur.

Direktur Pengadaan Strategis dan Energi Primer PT PLN Bagyo Riawan mengatakan PLN siap dan mampu untuk mengaliri listrik ke semua daerah di Indonesia, namun persoalannya adalah jalan akses dan lokasi rumah yang sulit untuk mendistribusikan listrik.

"Pengembangan kelistrikan sangat tergantung infrastruktur yang lain. Infrastruktur jalan, bukan karena PLN-nya. Yang jalannya nggak ada, kalau jalannya nggak ada ngangkut materialnya susah," kata Bagyo kepadadetikFinance, Senin (1/7/2013).

Bagyo mengatakan, perseroan terus berusaha untuk melayani semua lapisan agar teraliri listrik. Hingga saat ini, PLN baru mengaliri listrik ke hampir 80% total rumah di Jawa dan Bali. "20% lagi lah, kira-kira baru 78%," katanya.

Hal senada disampaikan oleh Direktur Utama Pembangkitan Jawa Bali (PJB) Susanto Purnomo, menurutnya PLN tidak mengalami permasalahan di hulu atau produksi listrik, namun kendala justru terjadi di hilir khususnya upaya distribusi listrik ke daerah-daerah terpencil. Perseroan menargetkan akan mengaliri listrik 100% seluruh Indonesia pada bertepatan dengan ulang tahun PLN yang ke-75 atau tahun 2021.

"Kita targetkan 100% itu ulang tahun PLN yang ke-75. Hitung saja dari tahun 1946," katanya. (DF)